Lompat ke konten

Keindahan Anggrek Jamrud, Anggrek Unik Khas Indonesia

  • 3 min read

Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar nama Anggrek Jamrud? Mungkin Anda akan berpikir bahwa warnanya pasti hijau terang. Namun nyatanya, Anggrek Jamrud dengan nama ilmiah Dendrobium macrophyllum warna kelopaknya berkisar dari kuning hingga hijau muda. Kelopak bunga Anggrek Jamrud bagian luar dihiasi sedikit rambut pendek seperti bulu mata.

Yang tidak kalah indah dengan kelopaknya adalah lidah yang lebar dan bergaris merah ataupun merah kecoklatan makin menambah keeksotisan Anggrek Jamrud. Ukuran kelopak bunga cukup besar hingga 5 cm. Dalam satu tangkai bunga yang tegak sepanjang 15 sampai 40 cm digelayuti bunga sebanyak 15 hingga 25 kuntum. Tangkai bunga ini ditopang oleh batang sepanjang hingga 1 meter dengan 2 sampai 4 lembar daun yang besar di ujung batang.

Masa berbunga Anggrek Jamrud biasanya dalam musim penghujan. Anggrek ini tumbuh secara epifit di batang-batang pohon yang tidak begitu rindang hingga hanya sekitar 25% sampai 45% cahaya matahari yang diterimanya. Anggrek Jamrud tersebar hampir diseluruh Indonesia, dari dataran rendah hingga 1700 meter di atas permukaan laut. Pantas saja anggrek ini disebut sebagai Anggrek Jamrud laksana untaian permata di khatulistiwa.

Dendrobium macrophyllum mudah dibudidayakan dengan menyesuaikan dari habitat aslinya yang menempel di batang pohon, jadi untuk menanam cukup membutuhkan papan pakis atau ditempelkan pada papan kayu yang masih ada kulitnya. Atau bisa menggunakan pot-pot gerabah ataupun pot kayu dengan media arang ataupun kulit kayu pinus. Untuk penempatan sebaiknya menggunakan paranet 65% hingga 75%.

Perawatan cukup mudah, penyiraman dilakukan setiap pagi hari saat matahari belum terlalu terik. Air sangat dibutuhkan tanaman sebagai proses fotosintesis, yang mana digunakan untuk pertumbuhan dan mendorong pembungaan. Pupuk diberikan dengan disesuaikan usia tanaman dan juga masa pertumbuhan atau pembungaan. Diberikan setengah dari dosis yang dianjurkan dan disemprotkan seminggu sekali pada akar dan daun.

Pengendalian hama juga perlu dilakukan agar tanaman tumbuh sehat dan mempersembahkan bunganya yang indah dan eksotik. Anti-serangga diberikan saat musim kemarau, karena biasanya serangga banyak menyerang terutama kutu daun yang menghisap sari makanan pada daun dan batang. Kutu daun ini juga dapat menyebarkan virus. Anti-bakteri dan anti-jamur serta anti-siput perlu diberikan saat musim penghujan, yang mana hama ini biasanya merajalela.

Artikel Terkait:   Anggrek Ekor Tikus, Namanya Tidak Seindah Bunganya

Sampai saat ini, Anggrek Jamrud dibudidayakan hanya digunakan sebagai penghias taman ataupun sebagai induk silangan yang menghasilkan aneka hibrida dengan lidah yang lebar. Lidah Dendrobium macrophyllum dominan terhadap turunannya, sehingga disukai oleh penggemar serta pemulia anggrek.

Anggrek Jamrud sudah sangat sulit ditemukan di habitatnya dikarenakan perburuan liar dan juga penebangan hutan secara ilegal yang menyebabkan banyak anggrek ini yang terbuang sia-sia tanpa pengetahuan yang memadai dari para penebang hutan. Oleh karena itu, diharapkan campur tangan pemerintah dalam melestarikan lingkungan hidup Anggrek Jamrud yang semakin terancam keberadaannya.

Sebagai bahan obat tradisional maupun modern, belum ada indikasi yang mengarah ke sana. Dalam tanaman ini tidak ada kandungan yang dapat digunakan dalam dunia farmasi. Dengan begitu, cukup aman bagi Anggrek Jamrud agar tidak semakin tereksploitasi untuk pengobatan. Hal ini telah terjadi pada Badak yang sudah terancam punah, sehingga layak dilindungi oleh CITES.

Konservasi Anggrek Jamrud untuk saat sangat diperlukan agar kelangsungannya tetap ada sehingga masih dapat dinikmati oleh generasi penerus bangsa yang mana akan memberikan dampak ekonomi dengan mengembangkannya sebagai induk silangan yang memang digemari oleh penggemar anggrek dunia saat ini.

Agoes Moestofa