Lompat ke konten

Anggrek Hitam, Tanaman Endemik Khas Indonesia

  • 3 min read

Apa yang Anda bayangkan bila mendengar nama Anggrek Hitam? Pasti benak Anda mengatakan anggrek yang berwarna hitam, namun nyatanya Anggrek Hitam tidaklah hitam. Nah, bingung khan? Anggrek Hitam karena warna bibirnya yang seksi seperti biola dan berwarna hitam dan bergaris-garis hijau muda serta berbulu halus. Istimewanya karena pekatnya warna hitam ini, walaupun bunga sudah kering namun warna hitam ini masih terlihat.

Sedangkan kelopak bunganya berwarna hijau muda seperti kenanga. Ukuran bunga cukup besar sekitar 7,5 cm. Bunganya berbau harum manis madu hingga berbau seperti kayu manis. Masa mekar bunga hanya beberapa hari pada tangkai yang panjangnya 15 hingga 30 cm dengan bunga maksimal 15 kuntum. Anggrek ini tumbuh epifit menempel pada batang-batang pohon yang cukup rindang dan terkadang ditemukan tumbuh di lantai hutan yang penuh dengan humus di Malaysia, Sumatra, Kalimantan dan Filipina.

Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) dinobatkan sebagai maskot flora Provinsi Kalimantan Timur yang bersanding dengan maskot fauna Pesut Mahakam. Anggrek ini dilindungi oleh PP Nomor 7 Tahun 1999 yang berbunyi:

Setiap orang dilarang untuk:

  • mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati;
  • mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia. (Pasal 21 ayat (2))

Peraturan ini dibuat karena jumlahnya yang semakin menyusut di habitat aslinya, namun Anggrek Hitam cukup banyak beredar di tangan kolektor anggrek sehingga cukup untuk melindungi keberadaannya agar tidak punah. Anggrek ini masih dapat ditemui di habitat aslinya Cagar Alam Kersik Luway, Kalimantan.

Perbanyakan cukup dengan memisah rumpun yang rimbun, dengan begitu akan merangsang tumbuhnya tunas baru yang sering disebut anakan. Batang anggrek ini berbentuk seperti umbi yang pipih dengan 2 daun di ujungnya yang menyerupai daun pada tunas kelapa muda. Perawatan anggrek ini cukup mudah, dengan memperhatikan lingkungan seperti di habitatnya. Tentu tidak menyukai sinar matahari secara langsung, sehingga memerlukan naungan seperti paranet.

Artikel Terkait:   Anggrek Tien Soeharto, Anggrek Langka Endemik Sumatera Utara

Penyiraman dilakukan bila media mulai mengering, namun jangan terlalu banyak sehingga menyebabkan kebusukan pada batang anggrek yang mengakibatkan kematian. Anggrek Hitam tidak memerlukan pemupukan yang intensif seperti anggrek silangan lain, namun untuk mendukung pertumbuhan yang maksimal perlu pemupukan setengah dari dosis yang dianjurkan dalam kemasan.

Bila ingin memiliki Anggrek Hitam, anda dapat membelinya melalui penangkar anggrek yang cukup besar dan terpercaya. Biasanya penangkar yang berpengalaman menjual anggrek yang telah diaklimatisasi sehingga daya hidup tinggi, dengan begitu mengurangi kerugian anda. Dan hindari membeli dalam bentuk cabutan dari alam, ini untuk mengurangi resiko mati dan yang tidak kalah penting adalah melestarikan habitat Anggrek Hitam.

Sejauh ini tidak ada literatur yang mengulas manfaat Anggrek Hitam sebagai bahan pengobatan baik tradisional maupun modern. Berbeda dengan saudaranya yang lain yaitu Coelogyne marthae (Anggrek Martha Tilaar) yang disebutkan memiliki potensi sebagai bahan baku kosmetik dan aromatik. Namun anggrek ini jauh lebih langka dari pada Anggrek Hitam, sehingga perlu budidaya yang sangat intensif untuk menghasilkan bahan baku kosmetik yang memadai.

Anggrek Hitam tidak ada manfaat lain selain sebagai pengisi taman dan sangat tidak cocok untuk keperluan bunga potong karena ketahanan bunga yang relatif singkat. Untuk hal ini perlu diadakan persilangan dengan Coelogyne lain untuk menghasilkan bunga potong dengan warna hitam bibirnya yang sangat menarik. Diharapkan mendapatkan bunga besar dengan tangkai tegak dan tentunya daya tahan dalam rangkaian bunga.

Agoes Moestofa