Lompat ke konten

Pesona Anggrek Bulan, Bunga Eksotis Khas Indonesia

  • 3 min read

Anggrek Bulan, merupakan salah satu dari 3 Bunga Nasional Indonesia yang terdiri dari: Bunga Melati (Jasminum sambac) sebagai Puspa Bangsa, Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai Puspa Pesona dan Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) sebagai Puspa Langka.

Sebenarnya Anggrek Bulan ditujukan untuk Phalaenopsis amabilis, karena saat berbunga terlihat putih seperti bulan di malam hari. Padahal, anggrek bulan tidak hanya berwarna putih, namun memiliki warna lain semisal kuning, pink, ungu dan merah, apalagi saat ini banyak beredar hasil persilangan antar spesies yang membuat warnanya makin beragam.

Di luar negeri lebih dikenal sebagai Moth Orchid atau anggrek kupu-kupu yang sesuai dengan kelopak bunganya seperti sayap kupu-kupu. Oleh sebab itu, nama ilmiahnya diambil dari bentuknya. Phalaina (kupu-kupu) dan opsis (seperti), jadi artinya “seperti kupu-kupu”. Anggrek bulan umumnya hidup secara epifit, atau menempel pada tanaman lain tapi tidak ‘mencuri’ makanan dari inangnya, beda halnya dengan benalu.

Phalaenopsis amabilis hidup hampir di seluruh kepulauan Indonesia, tidak salah jika jenis anggrek ini banyak memiliki variasi pada bunganya. Mulai ukuran bunga hingga warna yang berbeda-beda di tiap daerah. Variasi dari Pelaihari disebut sebagai bunga paling besar dan langka. Ada juga variasi lain yaitu hanya warna putih dan sedikit kuning pada lidahnya.

Anggrek bulan saat ini dimanfaatkan sebagai tanaman hias, hiasan meja, bunga potong hingga hampers. Untuk anggrek dengan tangkai pendek, lebih dimanfaatkan sebagai tanaman koleksi, hiasan meja dan juga hampers. Anggrek dengan tangkai panjang lebih cocok untuk bunga potong, hiasan meja serta hampers, namun tidak menutup kemungkinan untuk tanaman koleksi.

Dengan keunikan dan keeksotisan bunganya, maka tidak heran anggrek bulan sangat digemari bagi pecinta anggrek dan juga tanaman hias sebagai penghias taman atau ruang tamu. Apalagi bila anggrek yang diincar adalah jenis yang langka, merupakan kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya.

Sebagai tanaman hias, anggrek bulan dapat ditempelkan pada pohon-pohon yang cukup rindang sehingga dapat meredam sinar matahari mengenai daunnya yang dapat terbakar. Untuk yang ditanam dalam pot membutuhkan peneduh berupa paranet. Media yang digunakan bisa arang, potongan akar pakis, kulit kayu pinus, sabut kelapa, akar kadaka ataupun moss putih (biasanya impor).

Artikel Terkait:   Anggrek Tien Soeharto, Anggrek Langka Endemik Sumatera Utara

Penyiraman bisa dilakukan pada tiap pagi hari atau sore hari (disarankan sebelum jam 4 agar tidak ada air yang tergenang pada daunnya yang mengakibatkan busuk pucuk). Pada musim hujan penyiraman dapat disesuaikan dengan media yang digunakan. Sebaiknya saat musim hujan dilakukan penyemprotan anti jamur dan anti bakteri, karena pada saat ini jamur dan bakteri berkembang pesat.

Pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan dosis setengah anjuran. Pupuk dapat disemprotkan pada daun dan akar yang terbuka dan tidak disarankan pada kuntum bunga yang mengakibatkan bercak-bercak pada bunga yang mengurangi keindahannya dan bunga menjadi cepat layu ataupun busuk.

Jangan lupa memberikan juga penyemprotan obat-obatan untuk menghindari serbuan serangga dan juga siput yang terkadang serangannya tidak nampak dari luar. Banyak macam serangga yang menyerang anggrek bulan, mulai dari serangga penggerek akar, daun dan bunga.

Selain sebagai tanaman hias, anggrek bulan dimanfaatkan untuk bahan parfum. Jenis yang dapat diekstrak untuk menghasilkan parfum adalah Phalaenopsis bellina. Namanya diambil dari bahasa Latin “bella” yang berarti cantik. Ternyata tidak hanya cantik, anggrek bulan ini juga wangi.

Sejauh ini belum ada literatur yang mengungkapkan manfaat sebagai obat tradisional maupun modern. Bahkan sampai saat ini belum ada penelitian untuk pengembangan anggrek bulan sebagai bahan obat-obatan. Kemungkinan juga hal ini disebabkan karena kandungan yang ada di dalam tanaman anggrek bulan tidak mendukung sebagai bahan obat.

Agoes Moestofa